Saturday, December 4, 2010

Kisah Oidipus

Ketika raja Thebes, Laius menikahi Iokaste, putri Minokius I, sebuah ramalan dari Orakel Delphi memperingatkannya untuk tidak memiliki anak, karena sang anak nantinya akan membunuh ayahnnya dan menikahi ibunya sendiri. Sang raja, dalam pengaruh anggur yang memabukkan, mengabaikan ramalan tersebut dan tetap menyetubuhi istrinya. Iokaste hamil dan melahirkan seorang putra. Setelah itu barulah sang raja mengingat ramalan tersebut.


Lauis mengikat kaki bayinya dan menyuruh seorang pelayan untuk membuang bayi itu bayi di Gunung Kitheron. Namun sang pelayan kasihan pada bayi itu dan malah memberikannya pada gembala dari Korintus.
bayi itu akhirnya diadopsi oleh raja Korintus, Polibus, dan permaisurinya. Permaisuri mengobati pergelangan kaki sang bayi dan menamakannya Oidipus, yang berarti "Si Kaki Bengkak".
Oidipus dibesarkan sebagaimana anak kandung oleh raja Polibus dan permaisuri Pirioboia. Ia tumbuh menjadi seorang pemberani yang menimbukan iri hati pada kawan-kawannya. Mereka meniupkan keraguan pada diri Oidipus, bahwa Ia bukan anak kandung Polibus. Oidipus menanyakan kebenaran isu tersebut pada orang tuanya namun tak menemukan jawaban.
Ia kemudian pergi ke Deplhi untuk menyelidiki isu tersebut. Peramal di Delphi hanya menasehatinya untuk tidak kembali ke tanah asalnya karena ia akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. Jawaban samar-samar itu disimpulkan sendiri oleh Oidipus bahwa ia benar-benar anak kandung Polibus dan Pirioboia. Menurut Oidipus, ia tidak seharusnya kembali ke Korintus.
Dalam perjalanan dari Delphi, ia berpapasan dengan raja Laius. Dalam papasan di jalan sempit tersebut, pengawal raja Laius, Polfontes, menyuruh Oidipus untuk memberi jalan untuk raja. Oidipus menolak. Pengawal raja marah lalu membunuh kuda Oidipus, yang malah membuat Oidipus menewaskannya. Oidipus lalu menyeret Laius dari keretanya dan membunuhnya. Dengan demikian sesuai ramalan bahwa Oidipus membunuh ayahnya sendiri.
Kreon, kakak dari Iokaste, permasuri raja Laius, untuk sementara memegang tahta Thebes. Saat itu Thebes diresahkan oleh kehadiran mahluk Sphinx. Mahluk berkepala perempuan, bertubuh singa, dan bersayap itu bertengger di gunung Fikium dan membunuh setiap warga Thebes yang tidak bisa menebak teka-tekinya, juga mengancam tidak akan meninggalkan negara tersebut sebelum ada yang mampu memecahkan teka-teki itu. Teka-tekinya adalah:
“Apakah yang pada pagi hari menggunakan empat kaki, pada tengah hari menggunakan dua kaki dan pada senja hari menggunakan tiga kaki?”
Kreon mengumumkan sayembara bahwa barang siapa yang mampu memecahkan teka-teki Sphinx, akan diberikan tahta Thebes sekaligus dinikahkan dengan janda dari raja Laius, Iokaste.
Mendengar sayembara tersebut, Oidipus datang ke Thebes. Pemuda gagah berani dan cerdas itu menemui Sphinx dan menjawab teka-teki itu. Jawaban Oidipus adalah: manusia. Ketika masih kecil, manusia merangkak menggunakan sepasang kaki dan sepasang tangan, ketika ia dewasa, ia tegak dengan dua kakinya dan ketika tua menambahkan tongkat agar mampu berjalan lebih baik.
Karena teka-tekinya terjawab, Sphinx melempar dirinya sendiri dari tebing hingga tewas. Oidipus lalu diangkat menjadi raja Thebes dan menikahi Iokaste. Maka lagi-lagi ramalan kembali terpenuhi bahwa Oidipus menikahi ibunya. Hubungan Oidipus dan Iokaste melahirkan Olnikes, Estekles, Ismene dan Antigone.
Para dewa di Olipus murka dengan hubungan tersebut. Malapetaka menimpa Thebes: pertanian gagal, kelaparan melanda. Tiresias, seorang peramal berkata bahwa pembunuh Laius harus dibunuh atau dikucilkan supaya Thebes dari murka para dewa.
Sementara itu, raja Polibus (raja Korintus yang disangka ayah oleh Oidipus) meninggal, permaisurinya, Piriboua memutuskan untuk membuka rahasia Oidipus. Ia menyuruh pembawa pesan memberitahu Oidipus di Thebes mengenai kematian Polibusdan asal-usul Oidipus.
Setelah mengetahui hal yang sebenarnya, Iokaste kaget dan menggantung dirinya sendiri, sementara Oidipus menusuk matanya hingga buta. Ia menyerahkan tahta kepada putra-putranya lalu mengutuk mereka bahwa mereka akan terlibat perang saudara. Ia kemudian mengasingkan diri didampingi putrinya Antigone. Oidipus tua mengungsi ke Kolonus di Attika (dalam perlindungan raja Athena, Theseus).


Nama Oidipus kemudian diserap dalam psikologi, Oedipus Complex, yang merujuk pada seseorang yang mencintai/menyukai perempuan yang jauh lebih tua sebagai refleksi pemujaan dirinya terhadap figur ibu.

3 comments:

  1. Baru baca ini Vey, dan ternyata dapet ilmu baru *nunjuk istilah di atas*

    Eh model-model kayak Raffi tuh udah kejangkit Oedipus Complex kali ya...
    Kalo kasusnya kebalik Vey, kayak misalnya cewek yang suak cwo lebih tua aya teu nya istilahna??

    Hmmmm tapi aya sama na oge ya? Kalo emang nikahin Ibu tuh dilarang..Di mitologi ini ajah, dewa sampe murka...

    ReplyDelete
  2. iya klo insest memang dilarang keras.
    hmmm kyknya serupa deh kyk oedipus teh...

    ReplyDelete